Teori Belajar Menurut Pendapat Ahli
Humaniora.net - Teman-teman semua. Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Teori Belajar menurut pandangan ahli.

Klasifikasi 4 Teori Belajar
Hal ini sangat penting bagi teman-teman yang berkarir dalam bidang pendidikan, apakah sebagai guru, dosen, atau orang tua. Dalam menghadapi tantangan global dalam dunia pendidikan di abad 21 sekarang ini, seorang pendidik harus mampu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.
Untuk mendukung hal tersebut maka, seorang Guru atau Pendidik perlu daln wajib untuk membekali diri dengan kompetensi pedagogi melalui penguasaan teori-teori belajar. Dengan pemahaman tentang teori belajar ini, maka Guru akan memiliki kemampuan atau ketermpilan untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid atau peserta didik.
“Belajar” dalam dunia pendidikan merupakan konsep pengetahuan yang banyak di lakukan oleh pendidik. Selama manusia masih menghembuskan napas maka manusia perlu untuk terus belajar. Pada dasarnya ketika belajar kita tidak bisa melakukannya dengan sendiri. Belajar membutuhkan orang lain untuk mengajarkannya.
Sebagai contoh, jika di gambarkan belajar itu seperti bayi yang sedang mencoba untuk berjalan, makan, duduk, dan lain sebagainya. Maka, secara naluriah bayi akan bisa melakukan aktivitas-aktivitas seperti itu, tetapi di perlukan manusia lain untuk mengajarkannya agar aktivitas-aktivitas itu di lakukan dengan baik.
Dengan bantuan manusia lain maka bayi akan memaksimalkan kepandaiannya yang akan bermanfaat bagi kehidupannya di kemudian hari. Semua proses ini adalah proses belajar di mana dalam membelajarkannya membutuhkan teori belajar. Pada dasarnya kategori teori belajar cukup beragam, namun dalam konteks pembelajaran, yang banyak di terapkan setidaknya ada empat, yaitu
- teori belajar behavioristik,
- teori belajar kognitif,
- teori belajar konstruktivistik,
- teori belajar humanistik, dan
- teori belajar sibernetik.
Klasifikasi 4 Teori Belajar
Penjelasan 4 teori belajar tersebut sebagai berikut!
Teori belajar Behavioristik
Gagne dan Berliner adalah dua orang pioner dalam teori belajar behavioristik. Pembahasan dalam teori ini berisi perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Dalam perkembangannya, teori belajar ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Aliran psikologi belajar juga di kenal sebagai aliran behavioristik. Sehingga, aliran ini lebih mengutamakan terbentuknya perilaku yang di hasilkan dari proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan di anggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari teori belajar ini juga, belajar dapat di artikan sebagai stimulus dan respon.
Dengan kata lain, input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Bentuk dari stimulus berupa penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan lain-lain yang di berikan guru kepada muridnya.
Sementara, bentuk dari respon berupa reaksi atau tanggapan dari murid atau peserta didik terhadap stimulus yang di berikan oleh guru atau pendidik. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat di amati dan di ukur. Hal yang terpenting dan perlu di perhatikan adalah perilaku dari stimulus dan respon.
Maksudnya apa yang di berikan guru (stimulus) dan apa yang di terima oleh murid (respon) harus di perhatikan dan di ukur. Hal itu di lakukan karena pengukuran stimulus dan respon merupakan hal yang penting agar dapat mengetahui apakah murid mengalami perubahan tingkah laku atau tidak.
Pada penerapannya atau proses belajar mengajar, teori behavioristik sangat tergantung dari beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik murid, materi pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran. Dalam pelaksanaannya teori behavioristik memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dengan mengetahui kedua hal itu teori belajar ini dapat di terapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori behavioristik. Beberapa hal yang perlu di perhatikan saat menerapkan teori behavioristik dalam proses belajar mengajar.
- Perhatian guru pada guru sangat penting untuk di lakukan.
- Lingkungan belajar harus di perhatikan.
- Mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan.
- Proses belajar mengajar harus dengan stimulus dan respon.
Kelebihan Teori Belajar Behavioristik
- Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang di terima oleh murid (respon).
- Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid kesulitan baru bertanya kepada guru.
- Cocok untuk meningkatkan atau mendapatkan kemampuan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
- Teori belajar ini bisa membentuk perilaku yang di inginkan. Dengan kata lain, perilaku yang berdampak baik bagi murid di beri perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan murid perhatiannya di kurangi.
Kekurangan Behavioristik
- Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik. Guru di haruskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
- Murid cenderung di arahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan murid sebagai murid pasif.
- Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal yang di dengarkan. Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.
Teori Belajar Kognitif
Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori belajar kognitif. Berkat teori belajar dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori belajar kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang di lakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya.
Inti dari konsep teori belajar ini adalah bagaimana munculnya dan di perolehnya schemata (skema atau rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.
Berdasarkan teori kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku atau sikap yang bisa di amati. Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan inilah yang membuat proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik.
Teori belajar ini di katakan dapat berjalan dengan baik ketika materi pelajaran yang baru bisa beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan yang di miliki oleh siswa. Arti “belajar” dalam teori kognitif yaitu proses perseptual atau bisa di katakan seperti perilaku seseorang dapat di tentukan oleh persepsi dan pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan dengan tujuan proses belajar mengajar.
Teori belajar ini mempercayai bahwa “belajar” itu di hasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Proses belajar mengajar dengan teori belajar kognitif tidak hanya beroperasi dengan terpatah-patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan menyeluruh.
Hal yang di tekankan pada teori belajar kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar. Beberapa hal yang perlu di perhatikan saat menerapkan teori belajar kognitif dalam proses belajar mengajar. Pembuatan materi pembelajaran harus di susun dengan pola atau logika sederhana dan kompleks.
Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir. Oleh karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta didik. Proses belajar mengajar harus memiliki makna. Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang ada pada setiap murid.
Dalam pelaksanaannya teori belaja kognitif memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori belajar ini dapat di terapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif.
Kelebihan Teori Belajar Kognitif
- Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.
- Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.
Kekurangan Teori Belajar Kognitif
- Teori yang belum bisa di gunakan pada semua tingkat pendidikan.
- Pada pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk di terapkan.
Teori Belajar Konstruktivisme
Berdasarkan asalnya, teori konstruktivisme bukan bagian dari teori pendidikan. Sebenarnya teori ini bersumber dari ilmu filsafat terutama filsafat ilmu. Dalam ilmu filsafat ilmu, hal yang di bahas atau di jelaskan dalam teori ini adalah bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia.
Menurut teori belajar konstruktivisme, pembentukan pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah di lewatinya. Teori belajar ini terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Dalam perkembangannya, teori belajar ini menerima pengaruh dari ilmu psikologi, khususnya psikologi kognitif Piaget yang di mana kognitif Piaget sangat berkorelasi dengan psikologis manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Jadi, bisa di katakan bahwa “belajar” adalah suatu proses yang di lakukan oleh murid atau peserta didik dalam membangun pengetahuan.
Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar konstruktivisme suatu usaha yang di lakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern. Teori belajar ini berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya di sebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang di rencanakan.
Teori belajar ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang di butuhkan untuk mengembangkan dirinya. Pengalaman demi pengalaman yang telah di lewati manusia maka akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah.
Dalam konteks belajar mengajar, teori belajar konstruktivisme membebaskan pembelajar untuk membimbing sendiri pengetahuan yang di miliki berdasarkan pengalaman. Menurut teori belajar konstruktivisme “belajar” lebih mudah di pahami oleh manusia karena manusia membangun dan mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah di lewati. Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih dinamis.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan saat menerapkan teori belajar konstruktivisme dalam proses belajar mengajar.
- Saat mengajar sebaiknya memberikan kesempatan kepada murid agar dapat mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
- Murid di berikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar menjadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif.
- Lingkungan belajar mengajar harus kondusif agar murid bisa belajar dengan maksimal.
- Murid di beri kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.
Dalam pelaksanaannya teori belajar konstruktivisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori belajar ini dapat di terapkan secara maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori konstruktivisme.
Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme
- Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil keputusan.
- Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah di ajarkan karena mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.
- Pengulangan pelajaran yang di lakukan secara berulang akan membuat murid lebih mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
- Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-temannya dan guru.
- Pengetahuan yang di terima oleh murid akan mudah di terapkan dalam kehidupannya.
Kekurangan Teori Belajara Kontruktivisme
- Teori belajar ini lebih susah untuk di mengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
- Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid di beri kebebasan lebih banyak.
Teori Belajar Humanisme
Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian manusia. Hal ini di karenakan humanisme itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia.
Teori belajar humanisme juga bertujuan untuk membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Hal ini bisa di sebut dengan para pendidik atau guru yang mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan humanistik.
Guru dengan aliran humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa kemampuan positif yang di miliki oleh murid. Kemampuan positif akan membangun atau mengembangkan emosi positif pada murid.
Teori belajar humanistik berbeda dengan teori belajar behavioristik. Di mana, teori ini lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Sedangkan teori belajar behavioristik hanya melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia. Teori belajar humanistik lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang di terapkan melalui materi-materi pelajaran.
Dalam teori belajar ini guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator. Beberapa hal yang perlu di perhatikan saat menerapkan teori belajar humanistik adalah.
- Guru berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.
- Pendidik/Guru harus tetap santai ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari murid yang memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.
- Dalam teori belajar ini, guru sangat berperan sebagai fasilitator. Maksudnya guru di haruskan memberikan perhatian kepada murid dan menciptakan suasana kelas kondusif.
- Ketika guru berperan sebagai fasilitator, guru harus bisa mengenali dan menerima kelemahan-kelemahan pada dirinya. Dengan mengenali diri dan mengetahui kelemahan-kelemahannya maka saat mengajar akan lebih tenang.
- Guru di tugaskan untuk mengetahui keinginan dari setiap murid karena keinginan-keinginan yang ada pada setiap murid dapat menambah kekuatan dan mendorong semangat belajar.
Kelebihan Teori Belajar Humanisme
- Dalam pelaksanaannya teori belajar humanistik memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat di terapkan secara maksimal.
- Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid merasa senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.
- Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
- Dengan teori belajar ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.
Kekurangan Teori Belajar Humanisme
- Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid. Maksudnya murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu akan tertinggal dalam proses belajar mengajar.
Teori Belajar Sibernetik
Teori belajar sibernetik mungkin cukup baru terdengar di kalangan para pendidik. Dalam teori belajar ini, pembelajaran menekankan pada proses yang dapat terjadi dimana dan kapanpun tanpa di batasi oleh ruang dan waktu.
Pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dalam jarak yang jauh.
Pada situasi pandemi covid-19 seperti saat ini, teori belajar sibernetik dapat menjadi pilihan utama dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online dari tempat/rumah masing-masing.
Kesimpulan
Setiap teori belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi, setiap guru atau pendidik sebaiknya mencari teori belajar yang sesuai dengan karakter dari setiap murid.
Dengan pemilihan teori belajar yang benar maka proses belajar mengajar akan lebih maksimal dan hasil yang di dapatkan dari proses itu berdampak baik bagi murid atau peserta didik.
Dalam proses belajar ada yang namanya teori belajar, dengan teori belajar ini, maka Guru atau Pendidik dapat terbantu untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid atau peserta didik.
Namun, ada beberapa guru yang lebih suka mengajar berdasarkan pengalaman saat belajar. Maksudnya, dalam beberapa kasus, guru sudah menemukan cara jitu untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya tanpa harus mengetahui teori balajar.
Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Efektif
Tugas dan tanggung jawab guru erat kaitannya dengan kemampuan yang di persyaratkan dalam jabatan profesi kependidikan. Kemampuan tersebut antara lain guru memiliki, pengetahuan tentang teori belajar dan pembelajaran; keterampilan menggunakan teknik dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran; dan memiliki pengetahuan pembelajaran abad ke-21. Pengetahuan asas asas dan factor-faktor yang memengaruhi proses pembelajaran;
Selain itu, teman-teman dapat mengakses tulisan tentang teori belajar terkait dalam tulisan berikut ini:
- Teori Belajar Kognitif
- Theori Belajer Behavioristik
- Teori Belajar Konstruktivistik
- Theori Belajer Humanistik
- Teori Belajar – Piaget – Perkembangan Kognitif
- Theori Belajar – David Ausubel – Belajar Bermakna
- Teori Belajar – Jerome S. Bruner – Belajar Instruksi
- Theori Belajar – Gagne
- Teori Belajar – Norman
- Theori Belajar – Albert Bandura – Belajar Sosial
- Teori Belajar – Benjamin S. Bloom – Belajar Tuntas
- Theori Belajar – William Kaye Estes
- Teori Belajar – Burrhus Frederic Skinner
- Theori Belajar – Tolman – Proses Kognitif
- Teori Belajar – Pavlov
- Theori Belajar – Vigotsky – Perkembangan Kognitif
- Teori Belajar – John Watson
- Theori Belajar – Clark L. Hull
- Teori Belajar – Gestalt
- Theori Belajar – Donal Olding Hebb
- Teori Belajar – Thorndike
Sumber Rujukan.
- Herman Anis. 2021. Teori Belajar menurut para Ahli
Demikian, semoga ada manfaat.
Posting Komentar untuk "Teori Belajar Menurut Pendapat Ahli"