Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri-ciri Karangan Narasi


Humaniora.net.
 Dalam tulisan kali ini kita masih akan membahas tentang keterampilan menulis karangan narasi, dimana kita akan fokus membahas tentang Ciri-ciri Karangan Narasi. 

Ciri utama karangan narasi adalah gerak atau perubahan dari keadaan suatu waktu menjadi keadaan yang lain pada waktu berikutnya melalui peristiwa-peristiwa yang berangkaian (Sujanto 1988:3). 

Suparno dan Mohammad Yunus (2007:111) menjelaskan ciri-ciri karangan narasi yang membedakan dengan karangan yang lain, yaitu karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. 

Wiyanto (2006:8) mengemukakan ciri karangan narasi adalah tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masaah. 

Narasi adalah bentuk karangan yang bersumber dari fakta atau sekedar fiksi, berupa rangkaian peristiwa, bersifat menceritakan (Nursisto 1999:39). 

Menurut Keraf (2000:136) yang menjadi ciri dari karangan narasi adalah 

  1. menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan 
  2. dirangkai dalam urutan waktu 
  3. berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi 
  4. ada konfiks. 

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut

  1. berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis 
  2. kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya 
  3. berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik 
  4. memiliki nilai estetika 
  5. menekankan susunan secara kronologis. 

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku. 

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik simpulan ciriciri tulisan narasi yaitu perubahan keadaan dari suatu waktu menjadi keadaan lain (konflik), mementingkan urutan waktu (secara kronologis), ada tokoh yang diceritakan atau tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia, boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan keduanya, dan cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya, maupun dalam penyajiannya. 

Sumber Rujukan

  1. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia 
  2. Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adicita 
  3. Suparno, dkk. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka
  4. Semi, Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
  5. Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.  

Posting Komentar untuk "Ciri-ciri Karangan Narasi"

Perkembangan Kurikulum di Indonesia dan Profil Kurikulum di Berbagai Negara di Dunia
Prinsip-Prinsip Penilaian
Struktur Karangan Narasi